Rabu, 14 Maret 2012

Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Jagung

UMUM 
  1. Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena bahan baku untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangan industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula.
  2. Untuk keberhasilan budidaya jagung perlu secara terus menerus dilakukan perbaikan teknologi dan manajemen pengelolaan, terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing [produktif, efisien dan berkualitas] sehingga dapat menghasilkan produksi jagung sebesar 7-10 ton/ha, namun tetap berpedoman pada prinsip-prinsip kelestarian alam, dan tentu saja yang paling penting bertanam dengan hati, melalui teknologi SRI [Semua Ridho Illahi]. 
Selamat Mencoba  :) 
 
Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan merata, sinar matahari cukup, dengan suhu optimum antara 23.30oC, ketinggian antara 1000-1800 mdpl (optimum antara 50-600 mdpl).
Jagung sebaiknya ditanam pada awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah yang diinginkan antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, fase pembungaan dan pengisian biji, tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, perlu pembuatan terasering.
Penyiapan dan Pengolahan Lahan

  1. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dapat dibuat pupuk organik/dikomposkan dicampur dengan pupuk kandang diolah dengan menggunakan Ragi Kompos dan dikembalikan lagi ke lahan. Tanah yang akan ditanami dicangkul/dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Pada lahan dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dolomit dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur/dolomit merata/pada calon barisan tanaman yang nanti akan ditanami } satu bulan sebelum tanam.
  2. Cara penyiapan lahan sangat bergantung pada fisik tanah seperti tekstur tanah. Tanah bertekstur berat perlu pengolahan intensif. Sebaliknya, tanah bertekstur ringan sampai sedang dapat disiapkan dengan teknik olah tanah konservasi seperti olah tanah minimum [OTM] atau TOT [Tanpa Olah Tanah]. Keuntungan penyiapan lahan dengan teknik olah tanah konservasi adalah dapat memajukan waktu tanam, menghemat tenaga kerja, mengurangi pemakaian bahan bakar untuk mengolah tanah dengan traktor, mengurangi erosi, dan meningkatkan kandungan air tanah. Budidaya jagung dengan teknik penyiapan lahan konservasi dapat berhasil baik pada tanah bertekstur ringan sampai sedang dan ditunjang oleh drainase yang baik. Pada tanah bertekstur ringan, sedang dan berat, penyiapan lahan dengan sistem TOT dan gulma disemprot dengan herbisida berbahan aktif glifosat sebanyak 3 lt/ha.
ssource :  Budidaya Jagung Organik ( http://bit.ly/uheIOS ). Courtesy of E_petani

Tidak ada komentar: