Kamis, 10 November 2011

Budidaya Pisang Mas

Pisang yang ditanam masyarakat terutama yang di pekarangan dan tumpang sari biasanya sekedar ditanam, dibiarkan, saat panen dipetik hasilnya. Tentu saja hal ini sulit diharapkan menghasilkan pisang mas kualitas baik yang mempunyai harga tinggi di pasar. Pembudidayaan berikut ini sudah teruji dan dilakukan di kelompok-kelompok tani desa Sukodono dan Srimulyo Kec. Dampit Kab. Malang sebagai prosedur budidaya standar untuk menghasilkan pisang bermutu sangat baik (kualitas A dan B)

A. PENANAMAN

 

  1. Siapkan lubang tanam dengan diameter 50 X 50 X 50 cm 
  2. Biarkan terbuka selama 2 minggu (untuk menghilangkan sisa-sisa racun dalam tanah dan memperbaiki sirkulasi udara) 
  3. Beri pupuk organik/bokashi 10-15 kg 
  4. Bibit ditanam

B. PERAWATAN TANAMAN
  1. Penjarangan Anakan. Dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman optimum dan meminimalisir persaingan antar tanaman dalam memperoleh unsur hara, air, dan sinar matahari. Anakan disisakan 2 pohon per tanaman, pilihlah anakan yang mempunyai penampilan paling baik 
  2. Pemupukan. Dengan penambahan 10-15 kg bokashi (pupuk organik) tiap tahun kebutuhan unsur hara tanaman pisang sudah tercukupi. Jika dilakukan penambahan pupuk, berilah hanya pupuk NPK sedikit saja. (Berdasar pengalaman penambahan pupuk urea , terutama yang kelebihan dosis akan menyebabkan tanaman menguning dan batangnya pecah-pecah karena kelebihan N). 
  3. Sanitasi Kebun. Bersihkan gulma dan serasah/daun-daun kering di seliling tanaman. Potong pelepah-pelepah yang mati atau sakit.Sanitasi yang buruk akan menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit. Disamping itu hindarkan saling bertukar alat (sabit, pisau, cangkul, dll) dengan kebun lain yang sudah tertular penyakit.
  4. Pembrongsongan. Dimaksudkan untuk mengurangi intensitas serangan hama, menambah corak buah menjadi menarik, dan menambah berat buah per tandan. Pembrongsongan dilakukan saat ontong sudah menunduk sebelum bunga mekar. Brongsong pisang disarankan plastik warna biru. Berdasarkan pengalaman jika tidak terdapat plastik warna biru, brongsong karung atau kain dari bahan polyetilen sudah cukup memadai. Penggunaan plastik tembus pandang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan buah terbakar (jelek mutunya) 
Courtesy of e_petani by

Tidak ada komentar: