Sragen – Untuk mencapai peningkatan produksi pangan, Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau kepada seluruh jajaran pemerintah daerah mulai dari Gubernur hingga Kepala Desa agar turun langsung ke lapangan untuk bertemu dengan para petani. Semua itu perlu dilakukan agar bisa memahami kebutuhan petani yang nantinya berguna dalam membuat kebijakan dan memberikan solusi yang tepat bagi persoalan yang dihadapi petani di lapangan. Apalagi, masalah pangan adalah kebutuhan utama manusia.
“Manusia masih bisa bertahan hidup manakala pakaiannya kurang, rumahnya belum baik atau tidak punya kendaraan, tetapi tidak mungkin bisa hidup kalau tidak makan," demikian dikatakan Presiden saat melakukan panen raya padi Inpari 13 pada areal persawahan yang merupakan kawasan GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi), di Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (17/2).
Menurut Presiden, sesekali dirinya melihat ada Kepala Desa yang melakukan demo di Jakarta. Meskipun tidak dilarang karena kegiatan demo tersebut merupakan hak politik, namun Presiden menganggap lebih baik jika para Kepala Desa itu turun langsung ke sawah-sawah mendampingi para petani untuk meningkatkan produksi pangan.
"Saya sekali - kali melihat Kepala Desa unjuk rasa di Jakarta, berbondong - bondong memang tidak dilarang, itu hak politik. Tapi saya lebih suka kalau Kepala Desa berbondong - bondong datang ke sawah, bertemu rakyatnya, membangun apa yang diinginkan oleh rakyat kita," kata Presiden.
Sementara itu, menanggapi rumor yang beredar bahwa lokasi panen raya yang dikunjunginya terserang hama wereng, Presiden membantahnya.
"Alhamdulilah, sepanjang yang saya lihat di hamparan persawahan ini, di depan, kanan, kiri, belakang, sepertinya tidak ada yang disetang wereng,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Presiden, para petani tidak perlu merasa khawatir dengan serangan hama wereng karena pemerintah tidak akan tinggal diam dengan menciptakan obat pembasmi hama wereng yang terbaik. Selain itu, Presiden juga menghimbau para petani agar fokus untuk bercocok tanam, karena saat ini iklim di Indonesia cukup kondusif.
“Manfaatkan iklim yang bersahabat ini untuk fokus bercocok tanam,” katanya
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyatakan rasa bangganya atas pencapaian Kabupaten Sragen yang mampu menghasilkan 8 ton padi per hektar. Sebagaimana diketahui, Jateng merupakan salah satu lumbung padi andalan. Secara nasional, produksi padi per hektar di Indonesia sekitar 5,1 ton. Namun, di Jateng sendiri bisa mencapai 7 - 8 ton per hektar. "Saya senang sekali. Saya harap ini bisa dijaga dan ditingkatkan, kata Presiden.
Sumber: Biro Umum dan Humas, cotesy of Berita Pertanian Online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar