Tanggal
19-23 Maret 2012 saya mendapat tugas mengunjungi International Crops
Research Institute for the Semi-Arids Tropics (ICRISAT) yaitu organisasi
non-profit dan non-politik yang bergerak di bidang penelitian pertanian
untuk pengembangan Asia dan sub-Sahara Afrika. Lembaga tersebut
berlokasi di Patancheru, Hyderabad, India, dan dalam melaksanakan
kegiatannya ICRISAT bekerjasama dengan banyak mitra, baik sesama lembaga
non-profit maupun negara donor, dari seluruh dunia. Komoditas mandat
ICRISAT adalah chickpea, kacang tunggak, pearl millet, sorgum dan kacang
tanah. Kacang tanah adalah juga salah satu komoditas mandat Balitkabi,
sehingga pada saat kunjungan penelitian kacang tanah yang menjadi fokus
studi dan diskusi.
Tahun ini adalah tahun ke 40
berdirinya ICRISAT, dan sampai saat ini lebih dari 140 varietas unggul
kacang tanah telah dilepas, baik oleh ICRISAT maupun hasil kerjasama
dengan negara-negara mitra. Tujuan utama pemuliaan kacang tanah di
ICRISAT adalah mengembangkan varietas kacang tanah tahan kekeringan,
aflatoksin, penyakit karat/bercak daun, dan virus dengan latar belakang
karakter umur genjah (75-90 hari) hinga sedang (>90-120 hari) dan
kualitas lemak/minyak tinggi. Pada saat kunjungan penelitian untuk umur
genjah sedang dipanen (umur 90 hari) (Gambar 1a). Percobaan ditanam pada
musim kering dengan suhu di siang hari mencapai 42 oC, pertumbuhan tanaman kurang optimal, namun jumlah polong per tanaman cukup tinggi (Gambar 1b).
Gambar 1. Panen percobaan umur genjah umur 90 hari (a), keragaan tanaman dan polong salah satu galur (b)
ICGV 91114 adalah salah satu varietas
unggul terbaru ICRISAT yang berumur genjah, toleran kekeringan, dan
berdaya hasil tinggi (Gambar 2). Varietas ini telah membuat revolusi dan
mengubah wajah Anantapur, salah satu distrik di Andhra Pradesh di
India. Dari 800.000-1.000.000 ha lahan pertanian, yang semula 80%
ditanami tanaman sereal dan 20% kacang tanah, saat ini komposisi
tersebut terbalik, 80% kacang tanah dan 20% tanaman lain.
Gambar 2. ICGV 91114, varietas unggul umur genjah, toleran kekeringan, dan berdaya hasil tinggi.
Program pemuliaan di ICRISAT
dilaksanakan secara multidisiplin. Dukungan dari peneliti kelompok ilmu
hama/penyakit, fisiologi/agronomi, dan genomik adalah dengan
mengembangkan metode pengujian dan melaksanakan pengujian ketahanan
terhadap kekeringan, penyakit daun, aflatoksin, dan metode seleksi
dengan memanfaatkan marka molekuler. Kombinasi pemuliaan konvensional
dan molekuler untuk kacang tanah toleran kekeringan dan karat telah
menghasilkan populasi BC3F3 and BC2F4 yang
diperoleh hanya dalam waktu enam musim tanam. Sehingga pemanfaatan
marka molekuler dalam kegiatan pemuliaan dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas seleksi.
Plasma nutfah kacang tanah
Plasma nutfah adalah bank gen yang
sangat diperlukan dalam menciptakan keragaman dalam perakitan varietas.
ICRISAT saat ini mempunyai koleksi plasma nutfah kacang tanah berjumlah
15.419 aksesi. Koleksi tersebut terdiri dari 14.968 kultivar dan 477
spesies liar (Gambar 3) yang dikoleksi dari 92 negara. Koleksi tersebut
mempunyai keragaman karakter polong dan biji yang cukup luas (Gambar 4).
Koleksi tersebut secara rutin dievaluasi dan diskrining oleh tim
multidisiplin untuk mengetahui potensi pemanfaatannya dalam pogram
pemuliaan, dan direjuvenasi untuk memperbarui dan untuk memenuhi
permintaan benih.
Gambar 3. Konservasi ex-situ, fasilitas penananam spesies liar, dan kegiatan rejuvenasi koleksi plasma nutfah di ICRISAT.
Gambar 4. Keragaman karakter polong dan biji pada kacang tanah koleksi plasma nutfah ICRISAT.
Koleksi plasma nutfah d ICRISAT disimpan
dalam tiga kelompok yang dibedakan berdasarkan lama penyimpanan yaitu
(1) Base collections (penyimpanan jangka panjang, 50-100 tahun), (2)
Active collections (penyimpanan jangka menengah 10-20 tahun), dan (3)
Working collections (penyimpanan jangka pendek, 3-5 tahun).
Meskipun jumlah aksesi koleksi plasma
nutfah kacang tanah cukup banyak, namun dasar genetik kultivar kacang
tanah terbatas. Peneliti di ICRISAT telah berhasil membuat kacang tanah
tetraploid. Genotipe baru tersebut bermanfaat untuk memperluas keragaman
genetik yang kemungkinan juga mengandung karakter bermanfaat. Selama
ini karakter ketahanan terdapat pada spesies liar yang tidak kompatibel
untuk disilangkan karena perbedaan ploidi. Kacang tanah tetraploid
buatan terebut saat ini sedang dievaluasi potensinya sebagai sumber
perbaikan karakter pada kacang tanah.
Transformasi genetik
Gedung baru lengkap dengan fasilitas
untuk penelitian tanaman transgenik telah dibangun di kampus ICRISAT
sumbangan dari pemerintah India dan diberi nama gedung Platfom for
Translational research on Transgenic Crops (PTTC) (Gambar 6). Penelitian
transformasi genetik pada kacang tanah yang sedang dilakukan adalah
peningkatan ketahanan terhadap kekeringan, induksi ketahanan terhadap
virus, dan peningkatan kandungan betakarotin pada biji kacang tanah.
Kacang tanah kaya betakarotin β-carotene? Dengan
kemajuan ilmu biologi molekuler, bukan tidak mungkin kacang tanah kaya
β-carotene suatu saat akan menjadi camilan sehat teman minum teh kita di
sore hari. Perintisnya adalah ilmuwan ICRISAT, India.
Gambar 5. Gedung Platform for Translational research on Transgenic Crops (PTTC) di ICRISAT (kiri) dan poster
yang menunjukkan kemajuan penelitian transformasi genetik (kanan).
Ditulis oleh Novita/Win
Jumat, 30 Maret 2012 11:39. Cortesy of Balitkabi
yang menunjukkan kemajuan penelitian transformasi genetik (kanan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar