Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi sebagai Alternatif untuk Mencapai Swadaya Energi.
Pada
beberapa tahun terakhir istilah Biogas memang sudah tidak asing lagi di
telinga masyarakat kita. Telah banyak terobosan teknologi tepat guna
yang diciptakan baik kalangan insiyur, akademisi maupun masyarakat umum
untuk pemanfaatan salah satu energi alternatif terbarukan ini. Bahkan
sebagian masyarakat pedesaan di beberapa propinsi, terutama para
peternak sapi telah menggunakan teknologi ramah lingkungan ini sebagai
pemenuhan kebutuhan bahan bakar sehari-hari. Dengan kata lain, mereka
telah berhasil mencapai swadaya energi dengan tidak lagi menggunakan
minyak tanah untuk memasak, bahkan juga untuk penerangan.
Biofuel
Biogas merupakan salah satu dari jenis biofuel, bahan bakar yang
bersumber dari makhluk hidup dan bersifat terbarukan. Berbeda dari bahan
bakar minyak bumi dan batu bara, walaupun proses awal pembuatannya
juga dari makhluk hidup, namun tidak dapat diperbaharui karena
pembentukan kedua bahan bakar tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun.
Biofuel sendiri merupakan salah satu contoh biomassa. Sesuai dengan
namanya, Biogas adalah bahan bakar berbentuk gas.
Paling tidak, ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas
(yang juga sering disebut gas rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar
dari kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya. Biogas dihasilkan dari
proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri anaerob
pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi biogas didominasi oleh gas
metana (CH4) 60%-70%, karbondioksida 40%-30% dan beberapa gas lainnya
dalam jumlah yang lebih kecil. Sedangkan Biosyngas (atau lebih sering
disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah produk antara (intermediate)
yang dibuat melalui proses gasifikasi thermokimia dimana pada suhu
tinggi material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas alam atau
biomassa dirubah menjadi karbon monoksida (CO) dan hidrogen (O2).
Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi dan gas alam, maka disebut
Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut Biosyngas.
Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai
bahan baku untuk proses kimia lainnya.
Digester Reaktor BiogasDigester Reaktor Biogas
Pada
prinsipnya, pembuatan Biogas sangat sederhana, hanya dengan memasukkan
substrat (kotoran ternak) ke dalam digester yang anaerob. Dalam waktu
tertentu Biogas akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
sumber energi, misalnya untuk kompor gas atau listrik. Penggunaan
biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian dengan mendaur
ulang kotoran ternak untuk memproduksi Biogas dan diperoleh hasil
samping (by-product) berupa pupuk organik. Selain itu, dengan
pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang
dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor
pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan
terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas
bio.
Sebagaimana kita ketahui, Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse
gas), bersama dengan gas CO2 memberikan efek rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan
secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian
masalah global.
Potensi kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan Biogas
sebenarnya cukup besar, namun belum semua peternak memanfaatkannya.
Bahkan selama ini telah menimbulkan masalah pencemaran dan kesehatan
lingkungan. Umumnya para peternak membuang kotoran sapi tersebut ke
sungai atau langsung menjualnya ke pengepul dengan harga sangat murah.
Padahal dari kotoran sapi saja dapat diperoleh produk-produk sampingan
(by-product) yang cukup banyak.
Sebagai contoh pupuk organik cair yang diperoleh dari urine mengandung auksin cukup tinggi sehingga baik untuk pupuk sumber zat tumbuh. Serum darah sapi dari tempat-tempat pemotongan hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman, selain itu dari limbah jeroan sapi dapat juga dihasilkan aktivator sebagai alternatif sumber dekomposer.
Jika
dibandingkan dengan bahan bakar nabati lainnya, nilai kalori Biogas
sangat tinggi, yaitu sebesar 15.000 KJ/Kg jika dibandingkan dengan
arang (7.000 KJ/Kg), kayu (2.400 KJ/Kg) bahkan minyak tanah (8.000
KJ/Kg). Oleh sebab itu, aplikasi penggunaan biogas bisa dikembangkan
untuk memasak dan penerangan (menghasilkan listrik).
Bagaimana membuat Biogas dari kotoran sapi?
Sebagaimana telah diterangkan diatas, membuat biogas dengan kotoran sapi
cukup mudah. Hanya dengan memasukkan kotoran sapi kedalam digester
anaerob, dan mendiamkannya beberapa lama, Biogas akan terbentuk. Hal ini
bisa terjadi karena sebenarnya dalam kotoran sapi yang masih segar
terdapat bakteri yang akan men-fermentasi kotoran tersebut. Tanpa
dimasukkan ke dalam digester pun biogas sebanarkan akan terbentuk pada
proses dekomposisi kotoran sapi, namun prosesnya berlangsung lama dan
tentu saja biogas yang dihasilkan tidak dapat kita gunakan.
Ada tiga jenis digester yang telah dikembangkan selama ini, yaitu:
1. Fixed dome plant, yang dikembangkan di china,
2. Floating drum plant, yang lebih banyak dipakai di India dengan varian plastic cover biogas plant, dan
3. Plug-flow plant atau balloon plant yang banyak digunakan di Taiwan,
Etiopia, Kolombia, Vietnam dan Kamboja. Jenis ini juga yang banyak
digunakkan oleh petani kita di daerah Lembang dan Cisarua.Bagian-bagian pokok digester gas bio adalah:
1. bak penampung kotoran ternak,
2. digester,
3. bak slurry,
4. penampung gas,
5. pipa gas keluar,
6. pipa keluar slurry,
7. pipa masuk kotoran ternak.
Fixed dome plant
Pada
fixed dome plant, digesternya tetap. Penampung gas ada pada bagian atas
digester. Ketika gas mulai timbul, gas tersebut menekan slurry ke bak
slurry. Jika pasokan kotoran ternak terus menerus, gas yang timbul akan
terus menekan slurry hingga meluap keluar dari bak slurry. Gas yang
timbul digunakan/dikeluarkan lewat pipa gas yang diberi katup/kran.
Keuntungan: tidak ada bagian yang bergerak, awet (berumur panjang),
dibuat di dalam tanah sehingga terlindung dari berbagai cuaca atau
gangguan lain dan tidak membutuhkan ruangan (diatas tanah).
Floating drum plant
Floating drum plant terdiri dari satu digester dan penampung gas yang bisa bergerak. Penampung gas ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi ketika gas berkurang, seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya.
Keuntungan: Tekanan gasnya konstan karena penampung gas yang bergerak mengikuti jumlah gas. Jumlah gas bisa dengan mudah diketahui dengan melihat naik turunya drum.
Kerugian: Konstruksi pada drum agak rumit. Biasanya drum terbuat dari
logam (besi), sehingga mudah berkarat, akibatnya pada bagian ini tidak
begitu awet (sering diganti). Bahkan jika digesternya juga terbuat dari
drum logam (besi), digeseter tipe ini tidak begitu awet.
Baloon plant
Konstruksi balloon plant lebih sederhana, terbuat dari plastik yang pada
ujung-ujungnya dipasang pipa masuk untuk kotoran ternak dan pipa
keluar peluapan slurry. Sedangkan pada bagian atas dipasang pipa keluar
gas.
Keuntungan: biayanya murah, mudah diangkut, konstruksinya sederhana, mudah pemeliharaan dan pengoperasiannya.
Kerugian: tidak awet, mudah rusak, cara pembuatan harus sangat teliti
dan hati-hati (karena bahan mudah rusak), bahan yang memenuhi syarat
sulit diperoleh.
Oleh :
Cepi Kersani
(THL TBPP) Desa Cijambu Kec.Tanjungsari Kab.Sumedang)
Cortesy ofSistem Penyuluhan Perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar