Tanaman Adas adalah tanaman herba tahunan dari familii Umbelliferae dan
genus Foeniculum. Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan daerah
Mediterania, yang kemudian menyebar cukup luas di berbagai negara
seperti Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara
Indonesia. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara
lain das pedas (Aceh), adas (Minangkabau), hades (Sunda), adas landa,
adas landi, adas welanda (Jawa), adhas (Madura), papang, pampas
(Manado), papas (alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), papaato (Buol),
porotomo (Baree), adasa rempasu (Makassar), adase (Bugis), Kumpasi
(Sangir Talaud), adas (Bali), dan wala wunga (Sumba).
Di Indonesia dikenal dua jenis adas yang termasuk ke dalam famili
Umbelliferae, yaitu adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan adas sowa
(Anetum graveolens Linn.). Kedua jenis ini telah banyak dibudidayakan
di Indonesia, terutama adas (F. vulgare Mill.) Tanaman ini merupakan
tanaman herba tahunan yang dapat hidup di dataran rendah sampai
ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (dpl), namun akan tumbuh
lebih baik pada dataran tinggi. Umumnya ditanam dan tumbuh baik didaerah
pegunungan, seperti di Gunung Tengger pada ketinggian 500 m dpl.,
disekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu pada ketinggian 900 m dpl.
Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun
biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang berbentuk galah dengan alur
sejajar, bercabang banyak sampai mencapai puncak, pada daun yang lebih
tua ruas beralur. Warna batang hijau kebiru-biruan, bila memar baunya
wangi. Daun tersebar, membagi lebih dari satu campuran, berpelepah, daun
bagian bawah lebih besar, pelepah daun berbentuk silinder terbuka, pada
dasar ruasnya berpelukan, dengan panjang 2-15 cm. pelepah lebih besar
dan berdaging pada adas Florence, tepi daun dengan membran tidak hijau,
kering dan tipis, tangkai daun hampir silindrik, 0-10 cm lebih panjang
dari pada pelepah, beralur sejajar; daun berbentuk segitiga, sampai 30cm
x 50 cm, terbagi menyirip 2-6 yang bercabang seperti filament, runcing,
hijau sampai biru panjang 1-14 cm; salah satu anak daun utama bernomor
ganjil 3-19. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan
sirip-sirip yang sempit, bentuknya seperti jarum, ujung dan pangkal
runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan
bagian atasnya berbentuk topi.
Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang
bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 10 cm, panjang gagang bunga 2 - 5
mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong,
berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, pada saat masih muda
berwarna hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning
sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda
tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila
dicicipi rasanya seperti kamfer.
Tanaman adas mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang
dan bijinya. Minyak adas banyak digunakan untuk obat-obatan, bumbu
masak, pewangi dalam sabun, detergen, susu dan parfum. Di Gunung
Tengger adas digunakan untuk mengolah berbagai masakan. Potongan batang
dipakai sebagai penyedap rasa. Buah adas di Eropa dipakai untuk
mengolah kue kering atau dicampur dalam minuman.
Buah adas sering dipakai sebagai unsur pokok bumbu kari. Adas di Jawa pertama kali digunakan sebagai obat terapi juga sebagai bumbu atau rempah. Adas dapat juga dimakan sebagai lalapan, untuk bumbu asinan dan acar.
Semua bagian tanaman mengandung minyak atsiri, yang dapat digunakan sebagai penyedap pada sabun,kosmetik,susu pembersih dan air pembersih,dan parfum mewah. Minyak adas pahit dan adas manis diijinkan digunakan dalam wangi-wangian, dengan tingkat maksimum 0,4%. Minyak adas pahit digunakan secara luas dan utamanya pada kosmetik. Sisa buah setelah penyulingan minyak atsiri dapat dijadikan makanan ternak.
Tanaman adas lebih suka tumbuh pada lokasi yang mendapatkan cahaya dan
tumbuh baik pada daerah beriklim sejuk. Adas tumbuh subur pada tanah
tidak asam, tanah lempung dengan aliran air baik dan tahan terhadap pH
tanah antara 6,3 dan 8,3 dan sangat sensitif terhadap garam. Budidaya
penanaman adas relatif mudah. Tanah yang subur dan mengandung kapur baik
untuk budidaya tanaman ini. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji
atau anakan. Biji ditebar langsung di kebun dalam barisan dengan jarak
tanam 50 cm atau disemaikan lebih dulu. Kebutuhan biji tiap hektar
diperlukan kurang lebih 4 kg biji.
Pemeliharaan tanaman relatif mudah, karena biasanya bibit akan tumbuh baik tanpa pemeliharaan khusus. Pemeliharaan dengan menyiang, membuang daun tua, mengendalikan hama, dan memangkas tanaman pada tiap akhir masa panen. Panen dilakukan pada waktu buah hampir masak, yaitu buah sudah cukup keras dan warnanya abu kehijauan. Panen dengan memotong batang tanaman. Setelah panen buah dijemur kurang lebih 4-5 hari hingga kering; kemudian buah dipisahkan dari tangkainya, dengan jalan memukul-mukul batangnya atau disisir hingga buahnya lepas. Buah dikumpulkan dan ditampi. Produksi antara 300-1200 kg buah kering tiap hektar. Bila tempat tumbuhnya memenuhi syarat dapat mencapai hasil sampai 1600 kg tiap hektarnya. (shalimar) Sumber:Tantangan Pengembangan dan Fakta Jenis Tanaman Rempah, Prosea Indonesia, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar