Rabu, 28 Oktober 2015

Teknologi Produksi Benih Kedelai


Harus diakui persaingan penggunaan lahan membuat komoditi kedelai menjadi terpinggirkan. Belum lagi faktor rendahnya harga jual membuat petani lebih memilih komoditi yang lebih menguntungkan.
Namun upaya mengejar kecukupan pasokan dari dalam negeri tak pernah berhenti. Era pemerintahan Joko Widodo pun kembali mencanangkan swasembada kedelai. Langkah menuju swasembada dapat dilakukan melalui peningkatan produksi (intensifikasi) dan perluasan areal (ekstensifikasi).
Peningkatan produksi kedelai tidak terlepas peran dari kesiapan penyediaan benih. Ketua Dewan Kedelai Nasional , Benny Kusbini menilai, benih kedelai yang tersebar saat ini sudah cukup bagus. Sebab, benih tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari pemerintah sebagai benih unggul yang produksinya tinggi.
Tapi menurut Benny, yang mesti dikaji adalah budidayanya di petani. Apakah sudah sesuai apa belum. “Saya yakin benih saat ini sudah bagus, tetapi sayangnya terkadang budidaya di petaninya belum sesuai, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai yang direncanakan,” katanya.
Benny mengatakan, rata-rata pro­duktivitas kedelai di petani hanya 1 ton/ha. Padahal saat demplot bisa menembus angka 2-3 ton/ha. Karena itu sebenarnya, produktivitas tanaman kedelai di tingkat petani bisa 2-3 ton/ha kalau budidayanya sesuai GAP (Good Agriculture Practices). “Jadi kesalahannya bukan pada benihnya melainkan di tingkat budidaya petani. Itu yang harus dikaji lagi mengapa bisa berbeda antara lahan demplot dan lahan petani,” katanya.
Jadi  menurut Benny bukan per­benih­annya yang harus diperbaiki, tapi budidaya di petaninya. Sebab, benih yang telah disebar merupakan benih yang teruji dan telah mendapatkan sertifikat.  “Bukan benihnya yang harus diperbaiki, tetapi budidaya agar kedelai kita ini kembali merajai di dalam negeri,” tegasnya.
Sementara itu, Profesor Riset/Peneliti Kedelai Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Marwoto, M.S mengatakan, benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa keunggulan yang dimiliki varietas  dengan berbagai spesifikasi keunggulan. Misalnya,  daya hasil tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mendukung sistem pola tanam dan program pengendalian hama terpadu.
Keunggulan lainnya adalah umur genjah untuk meningkatkan indek pertanaman dan keunggulan hasil panen sehingga sesuai dengan selera konsumen. “Karena itu upaya menuju swasembada diperlukan penyediaan benih yang cukup memadai dan harus dirancang sejak awal,” katanya.  

Tidak ada komentar: