Jumat, 17 Juni 2016

Penggunaan Pestisida Alami Relatif Aman Untuk Mengendalikan Hama Tanaman (Cybex Kementan RI)


Sumber Gambar: dalmadi
Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Cukup tingginya bahaya dalam penggunaan pestisida sintetis, mendorong usaha untuk menekuni pemberdayaan pestisida alami yang mudah terurai dan tidak mahal. Penyemprotan terhadap hama yang dapat mengakibatkan rasa gatal, pahit rasanya atau bahkan bau yang kurang sedap ternyata dapat mengusir hama untuk tidak bersarang di tanaman yang disemprotkan oleh pestisida alami. Oleh karena itu jangan heran bila penggunaan pestisida alami umumnya tidak mematikan hama yang ada, hanya bersifat mengusir hama dan membuat tanaman yang kita rawat tidak nyaman ditempati.
Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis. Contohnya seperti tanaman bunga kenikir yang masih dapat di temui ditanah-tanah kosong pada daerah yang cukup tinggi.. Jenis lain yang digunakan pun harus sesuai dengan karakter dari bahan yang akan digunakan serta karakter dari hama yang ada. Seperti peribahasa, tak kenal maka tak sayang, sehingga menjadi: tak kenal bahan dan jenis hama maka tak dapat mengusir dan mengendalikan hama. Bahan lainnya adalah kunyit, sereh, bawang putih, daun jatropa, daun diffen, jenis rempah-rempah dan lainnya.
Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.
Selain harus mengenal karakter dari bahan yang akan digunakan, karakter hamanya sendiri pun harus diperhatikan dengan baik. Dengan mencari informasi karakter hidup hama, mendengarkan dari pengalaman orang lain serta mengamati sendiri, kita dapat mencari kelemahan dari hama tersebut. Contohnya untuk kutu yang menempel kuat di batang atau daun dapat diatasi dengan menggunakan campuran sedikit minyak agar kutu tidak dapat menempel. Selain itu, untuk semut yang menyukai cairan manis pada tanaman, dapat disemprotkan air sari dari daun yang sifatnya pahit seperti daun pepaya, daun diffen, dan lainnya.
Berikut beberapa contoh hama dan pestisida alami yang digunakanya:
1. Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
2. Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
3. Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
4. Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
5. Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
6. Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
7. Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
Penulis : Dalmadi BBP2TP Bogor
Email. dmdl2011@yahoo.com
Sumber Bacaan dan foto : utkampus.net, Data jenis pestisida alami dari berbagai sumber lainnya

Cybex Day with BPP Purwoasri

Manfaat Buah Mundu (Apel Jawa)

Mundu / Apel Jawa

(Garcinia dulcis)

Mundu

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. dulcis
Garcinia dulcis
(Roxb.) Kurz
Mundu atau rata (Garcinia dulcis) adalah :
Sejenis pohon buah-buahan minor (kurang penting) yang asli Indonesia. Buah ini juga biasa disebut apel jawa. Buahnya dapat dimakan segar atau diolah menjadi selai. Mundu tidak sama dengan mundung (menteng), meskipun namanya mirip. Mundu yang semakin langka ditemukan ini merupakan anggota marga Garcinia, sehingga juga berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asam kandis (Garcinia parvifolia). Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan, meskipun tumbuhan ini juga tumbuh di Filipina dan Thailand, dan karena mutu buah ini kurang baik, maka buah ini kurang diremajakan.
Sinopsis :
Tanaman dari jenis manggis-manggisan {Garcinia) merupakan salah satu tumbuhan yang belum didayagunakan secara optimal. Padahal, beberapa jenis Garcinia merupakan penghasil kayu keras dan berharga tinggi, buahnya dapat dimakan, dan bijinya mengandung minyak. Selain itu, beberapa dari tanaman Garcinia digunakan untuk obat. Sebagian besar dari Garcinia di Indonesia masih tumbuh liar di hutan-hutan. Hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan telah dibudidayakan di kebun-kebun penduduk di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Mundu (Garcinia duicis).
           Buah Mundu (Garcinia duicis) dapat dimakan langsung dan diolah menjadi selai bahkan sebagai campuran jamu tradisional. Kayu dan kulitnya dipakai sebagai campuran pembuat warna hijau alami. Tumbukan bijinya digunakan untuk mengobati pembengkakan, gondok, dan sariawan. Buah Mundu dipakai sebagai pencahar, antimalaria dan mengobati penderita gangguan empedu. Sedangkan pucuk daun Mundu muda digunakan untuk mengobati diare. Mundu juga dapat digunakan sebagai obat penurun demam, antiinflamasi, dan antipiretik. Selain itu, juga digunakan sebagai obat tradisional untuk struma, parotitis dan antimalaria. Dan masih banyak lagi kegunaan lain dari pohon langka yang sangat baik menyerap air hujan ini.
Buku ini mengupas tuntas khasiat dan manfaat yang ada pada tanaman mundu. Pohon yangsangat jarang kita temui ini ternyata menyimpan kegunaan yang sangat banyak. Namun justru karena itu, peluang bisnis tanaman buah langka si"apel jawa” ini menjadi terbuka lebar. Sumber BPP Purwoasri

Kamis, 16 Juni 2016

Cybex Day with BPP Pare

Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Ibu-ibu KWT Sinar Gemilang dan PKK Desa Tertek Kecamatan Pare


Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri disamping potensial dalam pengembangan komuditas tanaman pangan, juga potensial dengan komuditas peternakan. Data Kecamatan Pare Dalam Angka Tahun 2014/2015 jumlah ternak unggas di wilayah Desa Tertek meliputi ternak ayam buras (6.146 ekor), ayam ras petelur (11.000 ekor) dan itik/entok (1.666 ekor). Potensi ternak unggas tersebut perlu dikembangkan olahan hasil peternakan ayam dengan suatu sentuhan teknologi, salah satunya dengan memberikan pelatihan teknologi olahan nugget.

Hasil koordinasi antara Mantri Peternakan, PPL dan Pengurus KWT/PKK Desa Tertek, telah sepakat untuk dilaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan hasil peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu anggota KWT/PKK dalam mengolah hasil peternakan serta meningkatkan nilai tambah dan daya tahan produk hasil peternakan.

Kegiatan pelatihan pengolahan hasil peternakan dilaksanakan di Balai Desa Tertek pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 atas dukungan program dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Kesubdin Peternakan Kab Kediri dan dihadiri pula oleh Kasi Kesos Kecamatan Pare dan Koordinator BPP Kecamatan Pare.

Pada kegiatan pelatihan tersebut ibu-ibu anggota PKK / KWT sebagai peserta pelatihan diberikan materi teknologi pembuatan nugget sebagai makanan padat gizi hasil olahan daging ayam. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ibu Drh. Catur dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri. Beliau menyampaikan tentang keunggulan nugget disamping praktis, mudah dicerna, mudah dibuat, harga terjangkau juga tahan lama jika disimpan dalam bentuk beku. Dan yang terpenting adalah olahan nugget ini mengandung cukup nutrisi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.


Bahan dasar pembuatan nugget  adalah :
  • Daging ayam atau hewani lainnya (merupakan sumber protein)
  • Sayuran  antara lain jamur tiram, wortel, bayam, brokoli  (merupakan sumber vitamin dan mineral)
  • Telur (merupakan sumber protein)
  • Tepung terigu dan panir (merupakan sumber karbohidrat)
  • Bumbu 
Resep Nugget Ayam



Bahan :
  • 200 gram daging ayam giling
  • 150 gram wortel
  • 1 butir telur ayam
  • 40 gram tepung terigu
  • 100 gram tepung roti/panir
  • 250 ml minyak untuk menggoreng
  • 40 ml air es
Bumbu :
  • 10 butir bawang merah
  • 10 butir bawang putih
  • Bawang pre secukupnya
  • Bawang bombay secukupnya
  • 1/2 sdt garam
  • 1 sdm gula pasir
  • 1/2 sdt lada bubuk
  • 1/4 sdt pala
Cara Membuat :
  1. Haluskan daging ayam, wortel dan semua bumbu
  2. Campurkan semua bahan
  3. Tambahkan air es dan tepung terigu sampai rata
  4. Letakkan adonan dalam loyang yang telah dilumuri minyak/mentega
  5. Kukus nugget dalam loyang selama 30 menit
  6. Angkat dan dinginkan
  7. Cetak adonan sesuai dengan selera
  8. Olesi nugget dengan telur dan balut dengan tepung panir
  9. Siap digoreng
  10. Jika tidak langsung digoreng bisa disimpan dalam freezer 

Written by : Admin