Tampilkan postingan dengan label BPP Pare. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BPP Pare. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Juni 2016

Cybex Day with BPP Pare

Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Ibu-ibu KWT Sinar Gemilang dan PKK Desa Tertek Kecamatan Pare


Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri disamping potensial dalam pengembangan komuditas tanaman pangan, juga potensial dengan komuditas peternakan. Data Kecamatan Pare Dalam Angka Tahun 2014/2015 jumlah ternak unggas di wilayah Desa Tertek meliputi ternak ayam buras (6.146 ekor), ayam ras petelur (11.000 ekor) dan itik/entok (1.666 ekor). Potensi ternak unggas tersebut perlu dikembangkan olahan hasil peternakan ayam dengan suatu sentuhan teknologi, salah satunya dengan memberikan pelatihan teknologi olahan nugget.

Hasil koordinasi antara Mantri Peternakan, PPL dan Pengurus KWT/PKK Desa Tertek, telah sepakat untuk dilaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan hasil peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu anggota KWT/PKK dalam mengolah hasil peternakan serta meningkatkan nilai tambah dan daya tahan produk hasil peternakan.

Kegiatan pelatihan pengolahan hasil peternakan dilaksanakan di Balai Desa Tertek pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 atas dukungan program dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Kesubdin Peternakan Kab Kediri dan dihadiri pula oleh Kasi Kesos Kecamatan Pare dan Koordinator BPP Kecamatan Pare.

Pada kegiatan pelatihan tersebut ibu-ibu anggota PKK / KWT sebagai peserta pelatihan diberikan materi teknologi pembuatan nugget sebagai makanan padat gizi hasil olahan daging ayam. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ibu Drh. Catur dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri. Beliau menyampaikan tentang keunggulan nugget disamping praktis, mudah dicerna, mudah dibuat, harga terjangkau juga tahan lama jika disimpan dalam bentuk beku. Dan yang terpenting adalah olahan nugget ini mengandung cukup nutrisi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.


Bahan dasar pembuatan nugget  adalah :
  • Daging ayam atau hewani lainnya (merupakan sumber protein)
  • Sayuran  antara lain jamur tiram, wortel, bayam, brokoli  (merupakan sumber vitamin dan mineral)
  • Telur (merupakan sumber protein)
  • Tepung terigu dan panir (merupakan sumber karbohidrat)
  • Bumbu 
Resep Nugget Ayam



Bahan :
  • 200 gram daging ayam giling
  • 150 gram wortel
  • 1 butir telur ayam
  • 40 gram tepung terigu
  • 100 gram tepung roti/panir
  • 250 ml minyak untuk menggoreng
  • 40 ml air es
Bumbu :
  • 10 butir bawang merah
  • 10 butir bawang putih
  • Bawang pre secukupnya
  • Bawang bombay secukupnya
  • 1/2 sdt garam
  • 1 sdm gula pasir
  • 1/2 sdt lada bubuk
  • 1/4 sdt pala
Cara Membuat :
  1. Haluskan daging ayam, wortel dan semua bumbu
  2. Campurkan semua bahan
  3. Tambahkan air es dan tepung terigu sampai rata
  4. Letakkan adonan dalam loyang yang telah dilumuri minyak/mentega
  5. Kukus nugget dalam loyang selama 30 menit
  6. Angkat dan dinginkan
  7. Cetak adonan sesuai dengan selera
  8. Olesi nugget dengan telur dan balut dengan tepung panir
  9. Siap digoreng
  10. Jika tidak langsung digoreng bisa disimpan dalam freezer 

Written by : Admin

Cybex Day with BPP Pare

BIOGAS ENERGI ALTERNATIF DI KELOMPOK TANI "TANI MAKMUR" DESA PELEM KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

Energi mempunyai peran penting bagi pembangunan ekonomi nasional, peranannya sangat diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain yang terkait. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif dan ramah lingkungan menjadi suatu alternatif.

Salah satu alternatif adalah pemanfaatan energi biogas yang dapat diperoleh dari hasil prosesing air limbah rumah tangga; kotoran peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik; industri makanan, pabrik tapioka, pabrik kelapa sawit, sampah kota dan sebagainya.

Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan reaktor biogas memiliki banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanis/listrik) serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Di samping itu, prinsip nir limbah (zero waste) merupakan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.


Pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi gas metana (CH4) yang dihasilkan dalam proses dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Dengan menggunakan digester/reaktor kotoran sapi difermentasi menjadi gas metana (biogas). Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global.

Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 - 70 %, gas karbondioksida (CO2) 30 - 40 %, hidrogen (H2) 5 - 10 % dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit. Gas metana (CH4) termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global. Biogas kira-kira memiliki berat 20 % lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 - 750ยบC. Biogas tidak berbau dan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3
Tabel 1. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas
NO.
JENIS TERNAK
JUMLAH (EKOR)
POTENSI BIOGAS
1.
Ruminansia besar
2
Menghasilkan biogas
setara minyak tanah 
1,23 liter/hari
2.
Ruminansia kecil
36
3.
Kuda
3
4.
Babi
15
5.
Unggas
363

Pada pertengahan bulan November 2015, di Desa Pelem, tepatnya di wilayah kelompok tani ternak "Tani Makmur" Dusun Ngeblek telah membangun instalasi biogas dari kotoran ternak sapi. Proses pengerjaannya selama ± 10 hari. 


Dasar–dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat instalasi biogas diantaranya :

1. Lokasi Bangunan

Usahakan letak bangunan instalasi biogas berada di lahan yang permukaan air tanahnya lebih dari 2 meter, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya air tanah masuk ke ruang pembentukan biogas (digester/reaktor). Usahakan lokasi instalasi biogas tidak jauh dari kandang dan tempat pemanfaatan biogas.

2. Ruang Proses Pembentukan Biogas harus Kedap Air dan Udara
  • Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bangunan instalasi biogas (batu bata, pasir, semen, split) harus bebas dari tanah dan kotoran lainnya.
  • Proses pembuatan bangunan diperlukan ketelitian dan kesabaran.
  • Hindari batu merah retak untuk pembuatan bangunan instalasi.
  • Membuat campuran adonan cor (semen dan pasir) harus sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan pengadukan dilakukan di tempat yang bersih.
  • Batu bata harus utuh, untuk menghemat, pemasangan batu bata disusun miring.
  • Pemasangan batu bata untuk dinding reaktor yang berbentuk kubah, diperlukan perbandingan adonan pasir dan semen.
Pada pembangunan instalasi biogas di wilayah kelompok tani ternak "Tani Makmur" Desa Pelem menggunakan model kubah diameter 3,5 meter. Instalasi tersebut memerlukan 1500 buah batu bata merah, 25 sak semen, dan dua rit pasir. Setiap 6 hari sekali dilakukan pengisian kotoran ternak sapi sebanyak 2 blung ( setiap blung ± 40 kg) yang telah dicampur air dengan perbandingan 2:1. 

Supeno, Sang Ketua Kelompok mengatakan bahwa biogas ini sangat hemat. Biasanya dalam 3-4 hari untuk keperluan memasak menghabiskan 1 tabung gas elpiji 3 kg. Kini setelah menggunakan biogas sama sekali tidak menggunakan elpiji. Ditambah untuk penerangan dapurnya juga menggunakan lampu petromak dari biogas. Saat ini telah melayani 3 rumah tangga untuk keperluan memasak sebagai pengganti elpiji.

Pemanfaatan Lumpur Keluaran Instalasi Biogas

Lumpur keluaran dari instalasi biogas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dalam bentuk padat dan cair. Padatan dalam bentuk basah atau kering dapat dimanfaatkan langsung untuk pupuk karena sudah mengalami dekomposisi selama proses fermentasi di dalam digester/reaktor, bahkan mikro organisme yang bersifat pathogen hanya dalam jumlah yang sangat kecil sehingga padatan ini sangat baik untuk media tanam jamur atau pembibitan tanaman.

Salah satu Kontak Tani sebagai Ketua Kelompok Tani "Tani Makmur" ( Bpk. Supeno ) Desa Pelem Kecamatan Pare telah mecoba kreatifitasnya dengan memanfaatkan limbah peternakannya untuk diproses agar bisa menghasilkan biogas. Kreatifitasnya telah mendapatkan hasil, sehingga biogas dapat dimanfaatkan untuk kompor dan lampu petromak.



Berikut foto pembuatan biogas dari kelompok tani "Tani Makmur" Desa Pelem Kecamatan Pare.





Referensi : 
http://www.academia.edu/12269686/DESAIN_ALAT_BIOGAS_DARI_KOTORAN_SAPI_SKALA_RUMAH_TANGGA

Jumat, 27 November 2015

Cybex Day

BPP Pare
Temu lapang Agribisnis Timun (Hortikultura) di Poktan Sido Makmur Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri 


Dalam rangka meningkatkan kapasitas  BPP, maka BPP Kecamatan Pare Kabupaten Kediri telah melaksanakan demplot agribisnis hortikultura dengan komuditas timun. Kegiatan tersebut ditindak-lanjuti dengan kegiatan temu lapang yang diselenggarakan bekerjasama dengan PT Agricon. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 November 2015 di lahan Bapak Sugiono selaku petani demonstrator. Hadir dalam kegiatan ini antara lain para petani sekitar, Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swasta dan Babinsa yang secara keseluruhan dapat memanfaatkan media demplot dan temu lapang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan temu lapang ini adalah membuka kesempatan bagi petani sekitar untuk mendapatkan informasi tentang teknologi yang diterapkan dalam demplot serta menjalin hubungan yang lebih akrab antara petani dengan petugas baik dinas maupun swasta. Demplot Timun dilaksanakan pada lahan seluas 0,14 Ha ( 100 Ru ). 
Kegiatan demplot di awali dengan CPCL dan survey lahan. Sedangkan kegiatan agribisnis meliputi perencanaan, penyediaan agro-input, pengolahan lahan, perawatan, panen dan pemasaran produk. Panen pertama pada umur 32 hari setelah tanam sebanyak 40 kg. Setiap 2 hari sekali dilakukan pemanenan dan produk tertinggi tercapai pada panen yang ke-4 sebanyak 1300kg. 
 
Pada saat temu lapang panen sudah dilakukan sebanyak 8 kali dengan total produksi sebanyak 7 ton. Setiap kali panen harga yang diperoleh bervariasi antara Rp 1.200 sampai Rp 2.000 per-kg,-. Diperkirakan panen masih dilakukan hingga 5-6 kali lagi.

Jumat, 30 Oktober 2015

Cybex by BPP

BPP PARE
Pembuatan dan Pengkayaan Bokashi



I.  PEMBUATAN BOKASHI

Bahan yang diperlukan :
1.         Air                                    : disesuaikan dengan kelembaban bahan baku
2.         Tetes                                : 1L
3.         Dekomposer                    : 1-2 L
4.         Urine (ternak)                  : 2-4 L (kalau ada)
5.         Kotoran ternak                : 1 ton (lebih baik jika terdiri dari kotoran sapi 60 %, kambing 20 % dan ayam 20 %)
6.         Arang sekam/batok        : 50-100 kg
7.         Sekam/limbah gergaji    : 50 kg
8.         Kapur Dolomit                : 10-15 kg
9.         Dedak                              : 10-15 kg
Cara pembuatan :
Bahan baku  cair dilarutkan dengan 50 – 60 L air
  1. Bahan baku padat disusun berdasarkan urutan no kecil di bawah (jika bahan baku terlalu kering siram dulu dengan air) kemudian diaduk hingga rata
  2. Selanjutnya bahan campuran cair disiramkan pada bahan campuran padat dan diaduk lagi hingga rata
  3. Kemudian dibuat gundukan setinggi  60 cm disiram lagi dengan air dan ditutup (sebaiknya pakai kain)
  4. Lakukan pengecekan setiap hari dengan memasukkan tangan, bila terlalu panasdibongkar agar dingin dan dikembalikan lagi
Agens hayati yang bisa ditambahkan  pada bahan organik

Agens hayati yang biasa digunakan untuk penambah pupuk organik adalah : Trichoderma sp. dan Pseudomonas fluorescens.
  • Trichoderma sp. adalah agens hayati kelompok jamur bersifat antagonis dan indofit berfungsi meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan mengendalikanpenyakit jamur  tular tanah.
  • Pseudomonas fluorescens adalah agens hayati  kelompok bakteri  bersifat antagonis berkembang disekitar perakaran berfungsi  mengendalikan penyakit tular tanah yang disebabkan oleh bakteri dari jamur.

II.  PENGKAYAAN BOKASHI


A.                Pengapuran pada bokashi
Hasil terbaik bokashi adalah memiliki pH netral atau mendekati alkali. Oleh karena itu bahan organik  perlu ditambahkan  pengapuran pada saat proses fermentasi. Kapur  yang dapat digunakan adalah dolomit, kaptan, atau kalsium karbonat.
B.                 Pengkayaan dengan Nitrogen (N)
Pengkayaan dengan nitrogen dapat dengan cara konvensional yaitu menambahkan pupuk anorganik seperti urea pada saat fermentasi.  Namun, hal ini dapat menghilangkan “keotentikan” bokashi itu sendiri sebagai  pupuk organik. Selain itu, pengkayaan nitrogen bisa dilakukan melalui teknik penambahan bahan-bahan  organik dengan kandungan nitrogen tinggi seperti urine hewan, tanaman legume (jenis polong-polongan misalnya kacang-kacangan, gamal, lamtoro, dll.) atau bahkan Azolla pinata.. Kita bisa memiilih bahan tambahan tersebut tergantung bahan mana yang paling mudah didapatkan. Selain dapat meningkatkan kandungan unsur nitrogen pada produk akhir, penambahan bahan organik kaya nitrogen ini  dapat mempengaruhi nilai C/N bahan bokashi sehingga dapat mempercepat proses fermentasi.
C.                 Pengkayaan dengan Fosfor (P)
Pengkayaan dengan Fosfor dapat dilakukan dengan mencampurkan fosfat alam (batu fosfat/rock phosphat) sebanyak 5 % pada saat fermentasi. Sumber lain dapat digunakan juga tepung tulang (2-4 % fosfor), kotoran kelelawar/burung laut(guano), pohon pisang (1-2 % fosfor). Namun penggunaan fosfat alam kandungan rendah (< 11 %) masih paling banyak digunakan karena mengandung juga kalsium dan unsur mikro yang cukup tinggi.
D.                Pengkayaan dengan Kalium (K)
Serbuk granit seperti feldspar, kulit buah jarak pagar, kulit dan batang pisang (34-42 % kalium), kulit kentang, rumput laut dan bakung air adalah bahan-bahan alami yangdapat ditambahkan sebagai pengkaya bokashi dalam hal unsur hara kalium.
            Tabel 1. Kandungan unsur kalium berbagai bahan organik
Jenis Limbah
K2O (%)
Kotoran hewan :
Ayam
0,40
Sapi
0,10
Kuda
0,40
Domba
0,45
Kambing
0,17
Kerbau
0,34
Limbah Pertanian
Kulit jarak pagar
8,67
Jerami
1,67
Ampas sagu
0,07
Gulma dan tanaman liar :
Babandotan 
(A. Conyzoides var. hirtum Lam)
2,03
Pangkasan ki pahit 
(T. Diversifolia Hamsley A Grey)
2,29

(Sumber : Materi Pelatihan Pembuatan dan Pengkayaan Bokashi yang disampaikan di Kelompok Tani "Tani Rukun" Desa Bendo, tanggal 10 September 2015)

Senin, 26 Oktober 2015

Cybex Day with BPP

BPP Pare
Wisata Petik Strawberry Lereng Gunung Kelud


Bertempat di lereng Gunung Kelud, tepatnya di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri area wisata ini terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Petugas Lingkup Pertanian Kecamatan Pare mengunjungi area wisata ini pada hari Kamis, 8 Oktober 2015. Dengan di pandu dan didampingi oleh salah seorang PPL dari BPP Kecamatan Ngancar, melihat-lihat secara langsung pengembangan kebun bibit dan buah strawberry dilahan Bapak Sarianto yang juga memiliki usaha pembuatan jamu instan.
Wisata Petik Strawberry di Kecamatan Ngancar sangatlah menyenangkan dan bisa dijadikan referensi tempat kunjungan wisata keluarga. Selain Wisata Petik milik Bapak Sarianto, melihat juga tempat yang lain diantaranya milik KWT "Kitri Lestari" Desa Sugihwaras yang dikembangkan melalui program KRPL.... More

BPP GROGOL
Budidaya Kedelai di Grogol


Syarat Tumbuh
  1. Tanah
    • Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman.
    • Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan pengapuran.
  2. Iklim
    Kedele dapat tumbuh subur pada :
    • curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. 
    • Temperatur 25-27 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. 
    • Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan ketinggian optimal sekitar 600 m. 
  3. Air
    Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele. 

KONDISI BIOFISIK GROGOL

Tanah di Kecamatan Grogol sebagian besar merupakan tanah Aluvial coklat kelabu terutama di dataran rendah sedangakn khusus di Desa Kalipang adalah tanah Mediteran merah coklat. Sedangkan curah hujan rata-rata 185.4 mm/bulan (tahun 2013). Suhu rata-rata di Grogol berkisar 23oC - 32oC, dengan kelembaban 49%-88%. Ketinggian tempat antara 150-850 m dpl. Penggunaan lahan di Grogol 1.350,85 ha sawah, 653,15 tegal, dan 713,36 ha pekarangan (tahun 2013)...... More 


BPP WATES
Hijrah dan Keberdayaan Kelembagaan Petani




Unsur-unsur penting bagi Penyuluh Pertanian / Kehutanan/ Perikanan / THLTB-PP untuk mengawal keberdayaan Kelembagaan Petani Pedesaan (Kelompok Petani, Kelompok wanita tani, Gabungan Kelompok Tani). Agar menjadi berdaya dan kuat, paling tidak ada 5 (lima) syarat harus terpenuhi bagi semua yang terlibat dalam penguatan kelembagaan Petani. Dan, kelima syarat itu berkumpul dalam sebuah induk kebangkitan, bernama HIJRAH.

Pertama,
keberdayaan Kelembagaan Petani membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar angan-angan. Dan, berbuat dalam kondisi keterpurukan menjadi modal besar yang membawa pada keberdayaan. Setidaknya, itulah yang bisa kita rekam dari aksi hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Hijrah mereka ibaratnya adalah terobosan besar bagi sebuah perubahan dari lemah menjadi kuat dan berdaya. Sebab, Allah SWT akan membukakan pintu peluang yang banyak menuju keberdayaan. (QS an-Nisa:100).
Kedua,
untuk menjadi Kelembagaan petani berdaya butuh perjuangan. Dan, hijrah adalah sebuah perjuangan. Tengoklah perjalanan hijrah Rasulullah SAW yang penuh dengan mara bahaya. Perjalanan yang mempertaruhkan jiwa raga. Namun, itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah keberdayaan yang diimpikannya di Madinah. Dalam Alquran, Allah SWT menggandengkan hijrah dengan jihad secara beriringan di banyak ayat, salah satunya surah al-Baqarah ayat 218.
Ketiga,
Keberdayaan Kelembagaan Petani juga menuntut adanya pengorbanan. Mereka kaum Muhajirin telah berkorban banyak demi hijrah ini. Mengorbankan harta, keluarga, kerabat, cinta tanah air, dan sebagainya. Sejarah mencatat bagaimana hijrahnya Shuhaib bin Sinan yang harus menebus dirinya dengan hartanya demi hijrah. Allah pun mengabadikannya dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 207.
Keempat,
agar Kelembagaan Petani berdaya kita harus bergerak. "Fil harakah barakah," dalam bergerak ada keberkahan. Bergerak berarti berusaha, berupaya sebagai wujud dari ikhtiar manusia. Itulah salah satu pelajaran penting dari hijrah Rasulullah SAW, yaitu al-akhdzu bil asbab.
Kelima,
Keberdayaan Kelembagaan Petani muncul dari keyakinan akan harapan dan masa depan gemilang. Inilah kekuatan optimisme dalam hidup. Tidak ada motivasi yang menggerakkan keberdayaan secara luar biasa selain himmah (tekad) dan cita-cita yang menggelora.
Semoga spirit hijrah di Tahun Baru 1437 H ini mampu membawa Kelompok tani / Wanita tani dan Gapoktan pada keberdayaan. Wallahu a’lam bishawab.

Strategi Tanam Pisang di Lahan Endemi Hama Uret


Pisang merupakan salah satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang berada dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Syarat tumbuh yang toleran dalam lingkungan yang luas dan juga teknik budidaya yang relatif mudah membuat pisang banyak dibudidayakan. Baik di lahan sawah dan tegal bahkan di lahan pekarangan pun bisa tumbuh dengan baik. Seperti halnya, yang dilakukan pak Sayuti (70), petani asal dusun patilaler desa deyeng kec. Ringinrejo kab. Kediri, Jatim.

Sejak merintis usaha budidaya pisang 2 tahun lalu, pak Sayuti sekarang boleh dikatakan cukup sukses dalam usahanya. Minimal pendapatannya bertambah seiring makin banyaknya permintaan akan buah pisang, terutama pada bulan bulan tertentu khususnya musim hajatan (pernikahan) dan bahkan tidak jarang tidak mampu memenuhi permintaan konsumen. Menurutnya, dalam hal budidaya pisang yang dalam hal ini varietas ambon dan raja secara umum tidaklah begitu sulit. Akan tetapi menurut pak. Sayuti, khusus tanam pisang di lahan tegal ada hal-hal khusus yang harus di perhatikan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik..... More

Jumat, 02 Oktober 2015

Cybex Day with BPP

BPP GAMPENGREJO
Penyuluhan di Desa Sido Makmur Gampengrejo


Pertemuan rutin kelompok tani di kelompok tani sido makmur Desa Ngebrak Kec. Gampengrejo, adalah suatu aktivitas yang rutin dilakukan setiap bulan. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh penyuluh pertanian dan petugas upsus PAJALE, membahas tentang permasalahan yang dihadapi petani yaitu budidaya tanaman jagung hibrida dan rencana pelaksanaan program budidaya tanaman kedelai.
Suasana pertemuan rutin kelompok tani sangatlah menyenangkan, berbagai permasalahan yang dihadapi petani dapat diselesaikan dengan musyawarah. permasalahan yang dihadapi adalah tanaman jagung terserang lalat bibit / bundel, tanaman jagung terserang hama uret, dan masalah sosial adalah ada petani yang wilayah lahannya berada di luar desa. Segala permasalahan tersebut terjawab dengan baik dan dapat diadopsi oleh para anggota kelompok tani.

BPP PARE
Resep Onde-onde Ubi Jalar



1. Bahan
    Kulit
  • 2 kg pasta ubi jalar (umbi kukus yang dihaluskan)
  • 250 g tepung tapioka                                                                    
  • 500 g tepung ketan                                                          
  • 200 g gula pasir                                                                      
  • 500 g wijen                                                                        
  • 300 ml air hangat                                                               
     Isi
  • 500 g kacang hijau (kupas kulit)
  • 350 g gula pasir
  • 1/2 sdt garam
2. Cara Pengolahan
    Isi
  1. Rendam kacang hijau kupas selama 60 menit
  2. Kukus hingga matang dan haluskan
  3. Tambahkan gula pasir dan garam, aduk rata
  4. Bentuk adonan menjadi bola-bola kecil
    Kulit
  1. Masukkan semua bahan
  2. Tambahkan air secukupnya, uleni hingga adonan kalis
Onde-Onde
  1. Ambil adonan kulit, pipihkan dan isi dengan bola-bola kacang hijau, bentuk menjadi bulatan. Ukuran bulatan sesuai selera.
  2. Lumuri dengan wijen, goreng dengan api kecil dan sesekali dibalik agar matangnya rata.
  3. Kalau sudah mengapung diatas minyak, angkat dan tiriskan. Onde-onde siap disajikan.