Jumat, 27 Januari 2012

TANAM KEDELAI DI LAHAN SAWAH

Menteri Pertanian  Dr. Suswono optimis swasembada kedelai pada tahun 2014 akan tercapai.  Untuk tercapainya swasembada tersebut, ada tiga pendekatan yaitu peningkatan produktivitas, peningkatan intensitas tanam, dan perluasan areal tanam.
Indonesia sendiri memiliki potensi lahan untuk perluasan kedelai di lahan sawah yang cukup besar. Daerah-daerah yang pernah menjadi sentra produksi kedelai di era tahun 1980-1990an terutama merupakan lahan sawah dimana kedelai ditanam setelah musim tanam padi pada MK-1 dan/atau MK-2.
 
Inovasi teknologi produksi hasil penelitian untuk mendukung pengembangan budidaya kedelai di lahan sawah, salah satunya melalui penelitian pengembangan varietas-varietas unggul kedelai yang sesuai di lahan sawah yang sudah dihasilkan saat ini. Perkembangan harga kedelai yang baik saat ini sangat memungkinkan dan merangsang petani untuk mau menanam kedelai dan hal ini merupakan peluang bagi perluasan penanaman kedelai di lahan sawah.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi peluang, masalah, dan kelayakan perluasan areal tanaman kedelai di lahan bekas sawah, serta merumuskan saran opsi kebijakan untuk perluasan areal kedelai di lahan sawah. Rencananya, penelitian dilaksanakan pada agroekosistem lahan sawah di provinsi Banten dan Jawa Timur.
Lahan sawah di provinsi Banten seluas 195.176 hektar terdiri dari lahan irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Dari lahan sawah tersebut, yang mempunyai potensi dan peluang untuk peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan pola padi-padi-kedelai atau padi-kedelai seluas 48.509 hektar atau + 24,85% dari luas lahan sawah yang ada di provinsi Banten. Dari enam kabupaten/kota yang ada di provinsi Banten, daerah yang berpotensi dan berpeluang untuk pengembangan tanaman kedelai terpusat di tiga kabupaten, yakni Pandeglang, Lebak, dan Serang yang merupakan sentra komoditas pertanian.
Penanaman kedelai yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir di provinsi Banten mencapai luas panen 2.041 hektar, ini meliputi + 1,0% dari luas baku lahan sawah yang ada di provinsi Banten. Masalah pokok sulitnya pengembangan kedelai di provinsi Banten antara lain petani kurang menyenangi kedelai, usahatani kedelai dinilai kurang menguntungkan, petani belum terbiasa menanam kedelai, serta tidak tersedianya benih untuk menanam kedelai.
Untuk provinsi Jawa Timur, pengembangan kedelai di lahan sawah bersaing dengan komoditas-komoditas lain yang lebih menguntungkan seperti jagung, semangka dan lain-lain. Hampir seluruh lahan sawah di Jawa Timur sudah menerapkan IP200 dan IP300. Luas tanam kedelai di provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun fluktuatif dan cenderung menurun. Namun demikian, dari kabupaten contoh di kabupaten Ponorogo dan Jombang menunjukkan adanya potensi dan peluang untuk perluasan pertanaman kedelai di lahan sawah.
Hal ini menunjukkan bahwa perluasan kedelai di lahan sawah dengan pengembangan pola padi-padi-kedelai masih bisa dilakukan. Faktor-faktor penyebab menurunnya produksi kedelai di Jawa Timur antara lain karena usahatani kedelai kurang menguntungkan, kalah bersaing dengan kedelai impor yang harganya relatif lebih murah. Masalah perbaikan harga yang memihak petani akan merangsang petani untuk beralih ke pertanaman kedelai kembali.
Sumber: Puslitbang Tanaman Pangan courtessy of badan litbang kementan RI

Tidak ada komentar: