Kementan Dukung Industri Kecil untuk Diversifikasi Pangan
Kamis, 08 Maret 2012
JAKARTA - Pencapaian program
diversifikasi pangan yang selama ini didengungkan oleh Kementerian
Pertanian masih jauh dari target yang ditetapkan.
Untuk menyukseskan program diversifikasi pangan, Kementan akan mendukung industri kecil yang menjadi pusat produksi pangan alternatif.
"Kita mulai mendukung pengembangan diversifikasi pangan secara industri, terlebih industri kecil sebagai penampungan dan pengembangan pangan alternatif," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Ahmad Suryana, beberapa waktu lalu.
Suryana menerangkan, industri kecil dapat dijadikan sebagai pondasi dari para petani yang memilih untuk memproduksi pangan alternatif sebagai pengganti pangan pokok selama ini.
Untuk skala rumah tangga, Suryana menyebut pemerintah akan memberikan bantuan alat-alat untuk mengolah dan menyimpan produksi pertanian. Alat-alat itu diberikan kepada kelompok rumah tangga untuk digunakan bersama.
"Ada juga program rumah tangga mikro, kita bantu alat pengolah tepung-tepungan. Kita kasih alat untuk mengolah pangan alternatif itu ke kelompok rumah tangga di pedesaan, paling tidak pengenalan dulu ada cara mengolah pangan bagaimana," lanjut Suryana.
Pangan alternatif yang dapat diolah melalui industri mikro itu diantaranya singkong dan ubi jalar. Melalui alat itu juga hasil olahan dapat disimpan dengan aman sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi untuk waktu yang lama.
Untuk industri skala besar, Suryana menilai perlu ada insentif agar industri tersebut tidak terlalu terbebani. "Kalau skala besar itu kan mereka profitable, perlu ada insentif. Apakah itu insentif ekonomi melalui perpajakan atau bagaimana," sebut Suryana.
Courtesy of Portal Nasional RI
Untuk menyukseskan program diversifikasi pangan, Kementan akan mendukung industri kecil yang menjadi pusat produksi pangan alternatif.
"Kita mulai mendukung pengembangan diversifikasi pangan secara industri, terlebih industri kecil sebagai penampungan dan pengembangan pangan alternatif," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Ahmad Suryana, beberapa waktu lalu.
Suryana menerangkan, industri kecil dapat dijadikan sebagai pondasi dari para petani yang memilih untuk memproduksi pangan alternatif sebagai pengganti pangan pokok selama ini.
Untuk skala rumah tangga, Suryana menyebut pemerintah akan memberikan bantuan alat-alat untuk mengolah dan menyimpan produksi pertanian. Alat-alat itu diberikan kepada kelompok rumah tangga untuk digunakan bersama.
"Ada juga program rumah tangga mikro, kita bantu alat pengolah tepung-tepungan. Kita kasih alat untuk mengolah pangan alternatif itu ke kelompok rumah tangga di pedesaan, paling tidak pengenalan dulu ada cara mengolah pangan bagaimana," lanjut Suryana.
Pangan alternatif yang dapat diolah melalui industri mikro itu diantaranya singkong dan ubi jalar. Melalui alat itu juga hasil olahan dapat disimpan dengan aman sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi untuk waktu yang lama.
Untuk industri skala besar, Suryana menilai perlu ada insentif agar industri tersebut tidak terlalu terbebani. "Kalau skala besar itu kan mereka profitable, perlu ada insentif. Apakah itu insentif ekonomi melalui perpajakan atau bagaimana," sebut Suryana.
Courtesy of Portal Nasional RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar