Program penelitian padi, khususnya pemuliaan tanaman, telah dikaji ulang
dan disesuaikan dengan upaya untuk mengantisipasi dampak perubahan
iklim. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui perakitan varietas
toleran rendaman, kekeringan, suhu tinggi, dan salinitas.
Berbagai pendekatan untuk menghasilkan varietas padi yang lebih baik melalui perbaikan sumber daya genetik terbukti dapat mengurangi kerentanan tanaman terhadap cekaman yang timbul karena dampak perubahan iklim. Perbaikan hasil dan ketahanan tanaman terus dilakukan agar tetap bisa berproduksi tinggi pada lingkungan yang mengalami cekaman abiotik.
Berbagai pendekatan untuk menghasilkan varietas padi yang lebih baik melalui perbaikan sumber daya genetik terbukti dapat mengurangi kerentanan tanaman terhadap cekaman yang timbul karena dampak perubahan iklim. Perbaikan hasil dan ketahanan tanaman terus dilakukan agar tetap bisa berproduksi tinggi pada lingkungan yang mengalami cekaman abiotik.
Toleran rendaman.
Bekerja sama dengan IRR, BB Padi telah merakit
varietas dengan memasukkan Gen Sub1 (submergence 1) ke dalam varietas
padi yang sudah berkembang di Indonesia. Gen Sub1 adalah
ethylene-response-factor, semacam gen yang memberi sifat toleran
rendaman melalui pengurangan sensitivitas tanaman padi terhadap ethilen,
yang merupakan hormon yang mendorong proses perpanjangan tanaman,
pelepasan energi yang disimpan dan penguraian klorofil Introduksi gen
ini memungkinkan tanaman bertahan dalam keadaan terendam selama 10-14
hari. Galur Swarna-Sub1 (IR05F102) dilepas dengan nama Inpara 4 dan
galur IR64-Sub1 (IR07F102) dilepas dengan nama Inpara 5 toleran terhadap
rendaman. Varietas Ciherang yang banyak ditanam petani juga sudah
ditingkatkan toleransinya terhadap rendaman dengan memasukkan gen Sub1
yang sekarang sedang dalam uji daya hasil.
Toleran kekeringan.
Untuk mengantisipasi dampak kemarau panjang, BB Padi
telah melepas varietas unggul toleran kekeringan. Inpago 5 merupakan
varietas unggul padi gogo toleran kekeringan dan mampu berproduksi 6
t/ha. Keunggulan lainnya dari varietas unggul baru ini adalah tahan
terhadap beberapa ras penyakit bias yang merupakan penyakit utama padi
gogo dan agak toleran keracunan AI yang umumnya mendominasi lahan kering
masam.
Inpari 10 adalah varietas unggul baru padi sawah yang toleran terhadap kekeringan dengan potensi hasil 7 t/ha. Memiliki batang kokoh, Inpari 10 tahan rebah dan agak tahan terhadap hama wereng batang coklat (WBC) dan penyakit hawar daun bakteri (HDB) strain III.
Di samping dua varietas tersebut, BB Padi juga telah melepas varietas berumur sangat genjah yaitu Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12, dan Inpari 13. Penggunaan varietas sangat genjah ini dapat membebaskan tanaman dari ancaman kekeringan.
Inpari 10 adalah varietas unggul baru padi sawah yang toleran terhadap kekeringan dengan potensi hasil 7 t/ha. Memiliki batang kokoh, Inpari 10 tahan rebah dan agak tahan terhadap hama wereng batang coklat (WBC) dan penyakit hawar daun bakteri (HDB) strain III.
Di samping dua varietas tersebut, BB Padi juga telah melepas varietas berumur sangat genjah yaitu Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12, dan Inpari 13. Penggunaan varietas sangat genjah ini dapat membebaskan tanaman dari ancaman kekeringan.
Toleran salinitas.
varietas Banyuasin toleran terhadap lahan berkadar
garam tinggi (salinitas), dan telah berkembang di beberapa daerah pasang
surut, antara lain di Sumatera Selatan. Varietas unggul ini tahan
terhadap penyakit bias, agak tahan terhadap WBC biotipe 3 dan penyakit
HDB strain III. Varietas Lambur yang dilepas berikutnya untuk lahan
salin juga memiliki ketahanan terhadap bias dan toleran terhadap
keracunan Fe dan Al.
Tahan wereng batang coklat dan tungro.
Ada kecenderungan ledakan hama
WBC dan perkembangan hama penyakit lainnya yang mengancam pertanaman
padi di beberapa daerah akhir-akhir ini terkait dengan dampak perubahan
iklim, terutama akibat meningkatnya suhu dan kelembaban. BB Padi terus
berupaya menghasilkan varietas unggul berdaya hasil tinggi dan tahan
terhadap hama dan penyakit. Varietas Inpari 13 yang dilepas pada tahun
2010 tahan terhadap WBC, umur genjah (103 hari), dan toleran kekeringan
dengan potensi hasil 8 t/ha. Kini varietas Inpari 13 sudah mulai
berkembang di beberapa sentra produksi padi. Selain itu teiah tersedia
pula dua calon varietas unggul padi sawah yang tahan terhadap hama WBC,
keduanya akan dilepas dengan nama Inpari 18 dan Inpari 19.
Tungro, penyakit utama padi sawah, pernah merusak pertanaman padi, terutama di Sulawesi, Bali, sebagian Jawa dengan kerugian yang cukup besar. Hasil pengujian Lokal Penelitian Penyakit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan, menunjukkan varietas unggul baru Inpari 7 dan Inpari 9 lebih tahan terhadap penyakit tungro dibanding varietas tahan yang dilepas sebelumnya, seperti Tukad Unda dan fukad Petanu. Inpari 7 dan Inpari 9 berdaya hasil masing-masing 8,7 t dan 9,9 t/ha.
Beberapa galur generasi lanjut OBSTG-02 137, 124, 130, 154, 37, 56, 139, 138, 134, dan 156 dipersiapkan sebagai calon varietas unggul baru tahan tungro. Pada uji multilokasi dapat diidentifikasi galur yang memiliki kesesuaian dengan agroekosistem setempat. Dalam waktu dekat akan diusulkan salah satu dari beberapa galur tersebut untuk dilepas sebagai varietas unggul tahan tungro dengan daya hasil yang sama atau lebih tinggi dari varietas Ciherang yang saat ini mewarnai sebagian areal pertanaman padi.
Tungro, penyakit utama padi sawah, pernah merusak pertanaman padi, terutama di Sulawesi, Bali, sebagian Jawa dengan kerugian yang cukup besar. Hasil pengujian Lokal Penelitian Penyakit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan, menunjukkan varietas unggul baru Inpari 7 dan Inpari 9 lebih tahan terhadap penyakit tungro dibanding varietas tahan yang dilepas sebelumnya, seperti Tukad Unda dan fukad Petanu. Inpari 7 dan Inpari 9 berdaya hasil masing-masing 8,7 t dan 9,9 t/ha.
Beberapa galur generasi lanjut OBSTG-02 137, 124, 130, 154, 37, 56, 139, 138, 134, dan 156 dipersiapkan sebagai calon varietas unggul baru tahan tungro. Pada uji multilokasi dapat diidentifikasi galur yang memiliki kesesuaian dengan agroekosistem setempat. Dalam waktu dekat akan diusulkan salah satu dari beberapa galur tersebut untuk dilepas sebagai varietas unggul tahan tungro dengan daya hasil yang sama atau lebih tinggi dari varietas Ciherang yang saat ini mewarnai sebagian areal pertanaman padi.
(sumber: Teknologi Tanaman Pangan Menghadapi Perubahan Iklim, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian). Cortesy of Cyber Extension Kementan RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar