ANALISA USAHA SAPI POTONG
By : Adi Kusyuliono, SPt
Pembangunan sub
sektor peternakan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan, taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, dan
kesempatan kerja serta memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, Seiring dengan majunya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, maka permintaan terhadap makanan
yang bermutu dan bergizi semakain meningkat, begitu juga terhadap permintaan
akan daging, telur, dan susu yang merupakan sumber protein hewani yang umum
tersedia di masyarakat.
Permintaan akan
daging dari tahun ketahun terus meningkat,. hal ini harus diimbangi dengan peningkatan
populasi ternak sapi potong dan ayam, apabila peningkatan populasi ternak sapi
potong dan ayam tidak dilakukan,
dikhawatirkan pada suatu saat nanti akan terjadi kekurangan daging atau bahkan
kekosongan dalam penyediaan daging sapid an daging ayam.
Peningkatan
populasi ternak tanpa diikuti dengan pemeliharan dan penanganan yang baik
terhadap ternak yang bersangkutan, akan memberikan hasil yang kurang memuaskan,
Disamping itu bagi para peternak perlu adanya suatu perhitungan / analisa yang
matang dalam berusaha sapi potong, agar tidak merugi, tapi justru harus mendapatkn
keuntungan yang layak .sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf
hidupnya.
Dalam menganalisa suatu usaha kita perlu mengetahui beberapa hal yang
terkait dengan analisa usaha, antara lain :
1.
Biaya usaha
2.
Pendapatan usaha
3.
Kelayakan usaha
4.
Titik Pulang Pokok / Titik Impas ( BEP)
I. BIAYA USAHA
Pengertian biaya usaha dan cara menghitungnya.
Biaya
usaha adalah semua korbanan ekonomis yang dinilai dengan uang untuk
menghasilkan suatu produk.
Apabila jenis
usahanya sapi potong, maka biayanya
meliputi :
a.
Biaya bibit, pakan dan obat-obatan serta vitamin
b.
Upah tenaga kerja
c.
Bunga modal
d.
Biaya peralatan dan kandang
e.
Biaya tanah ( sewa tanah, pajak dll)
f.
Biaya tanah ( sewa tanah, pajak dll)
g.
Biaya lainnya
Pada dasarnya dari macam – macam biaya tersebut diatas dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu :
Biaya tetap atau fixced cost adalah semua biaya yang selalu harus dikeluarkan,
walaupun usaha tersebut sedang tidak berproduksi, dan besarnya biaya ini juga
tidak tergantung pada besarnya produksi.
Biaya tetap
terdiri dari :
1.
Biaya penyusutan kandang dan peralatan
2.
Biaya sewa tanah / tempat usaha
3.
Bunga modal, dll
Biaya tidak tetap atau variable cost adalah semua biaya yang
harus dikeluarkan yang jumlahnya tergantung pada besarnya produksi yang
diinginkan. Biaya tidak tetap terdiri dari :
1.
Biaya bibit,
pakan, obat-obatan, vitamin, mineral
2.
Upah tenaga kerja
3.
Biaya lainnya
Biaya Penyusutan adalah niali
penyusutan bangunan/ kandang/peralatan yang mempunyai waktu ekonomis lebih dari
1 tahun yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Misal : Penyusutan Kandang
Nilai awal
- Nilai akhir
Biaya Penyusutan = ------------------------------------
Waktu ekonomis (dalam tahun )
II. PENDAPATAN USAHA
1.
Pendapatan
Usaha ( income) dihitung dengan mengurangi penerimaan usaha
dengan biaya usaha. Jadi nilai uang dari penerimaan yang tersisa setelah
dikurangi seluruh biaya usaha suatu proses produksi.
Pendapatan
Usaha = Penerimaan Usaha - Total biaya
usaha
|
2.
Penerimaan
Usaha ( Revenue) adalah nilai uang dari seluruh produk usaha.
Menghitung penerimaan usaha dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah natura
produk yang diperoleh dari suatu usaha dengan harga per satuan produk.
Penerimaan
Usaha (R) = Jumlah natura produk (Q) x harga per satuan produk ( Price)
|
III. KELAYAKAN USAHA
1. Ukuran efisiensi usaha.
Besarnya pendapatan usaha akan menjadi ukuran ekonomis atau tidaknya usaha
tersebut dijalankan.
Apabila pendapatan usaha negatif
artinya niali uang korbanan ekonomis untuk menghasilkan suatu produk lebih
besar dari pada nilai uang dari produk yang dihasilkan, maka usaha tersebut
tidak ekonomis, sebaliknya apabila pendapatan usaha positif, maka usaha tersebut sudah dijalankan secara ekonomis,
artinya sudah mengikuti kaidah ekonomi yaitu ” dengan pengorbanan sekecil-kecilnya akan mendapatkan hasil tertentu atau dengan pengorbanan tertentu akan
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”
Semakin besar angka pendapatan usaha maka akan semakin tinggi efisiensi
usaha itu telah dijalankan.
2. Kelayakan Usaha
Untuk menghitung kelayakan usaha dipergunakan ratio penerimaan usaha dibagi
dengan biaya tidak tetap ( biaya variable )
Kelayakan
Usaha = Penerimaan Usaha / Biaya variable
|
Usaha dikatakan layak, apabila ratio penerimanan usaha dan biaya variable lebih dari 1,3,
sebenarnya ratio 1 sudah menggambarkan bahwa : setiap Rp. 1,- uang masuk akan keluar Rp. 1,- juga.
Batas angka kelayakan usaha adalah minimal 1,3, angka 0,3 adalah kompensasi untuk bunga modal dan resiko
usaha.
Batas
angka kelayakan usaha adalah minimal 1,3
|
IV. TITIK PULANG POKOK / BEP
Dengan
menghitung besarnya TPP kita akan dapat menentukan jumlah produk minimal agar
usaha kita masih menguntungkan dan berapa tahun
uang modal kita akan kembali.
ANALISA USAHA SAPI POTONG
I. Biaya Tetap.
a. Kandang = Rp 4.000.000,- ( jue. 10 th)
b. Penyusutan
kandang = Rp 50.000,- (4.000.000/10/2=200.000/4 ek)
c. Peralatan = Rp 75.000,-
d. Penyusutan alat = Rp 9.375,- (75.000 / 2 / 4 ek )
e. Sewa tanah = Rp 0,-
f. Bunga modal (
4.075.000x 6 %) = Rp. 244.500,- +
Total Biaya Tetap = Rp 303.875,-
II. Biaya Tidak Tetap
a. Sapi ( 200 kg x Rp. 23.000 ) =
Rp . .4.600.000,-
b, HMT( 25 x Rp. 200 x 180 ) = Rp . 900.000,-
c. Konsentrat ( 2.5 x
1200 x 180 ) = Rp . 540.000,-
d. Obat-obatan, vitamin
dll = Rp . 20.000,-
e, Tenaga kerja (
Rp.50.000 x 6 bl ) =
Rp . 300.000,-
Total Biaya Tidak Tetap =
Rp
6.360.000,-
III. Total
Biaya =
Rp .303.875,- + Rp 6.360.000,-
= Rp 6.663.875,-.
IV. Penerimaan Usaha (pejualan sapi, kotoran) = Rp. 8.112.000,-
(
0.8 x 180 = 144 kg + 200 kg = 344 x Rp. 23.000,- = Rp. 7.912.000 + Rp. 200.000,- )
V. Pendapatan Usaha =
Rp. 8.112.000,- Rp. 6.663.875,-
=
Rp 1.448.125,-
Daftar Pustaka.
Anonimous.1999. Analisa Usaha Agribisnis. BPPP, Deptan
Jakarta
Anonimous, 2007. Manajemen Agribisnis, STPP Malang
Ichsan,M.1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya
Dua Bangsa Surabaya
Soekartawi,2002. Analisa
Usahatani,Universitas Indonesia. Jakarta
4 komentar:
dg analisis usahatani smg peternak pinter menyisihkan nilai pemupukan modal.
terima kasih Pak Setiono, semoga petani - peternak Indonesia bisa mengelola usahanya seoptimal mungkin
SEMOGA & SEMOGA SESUAI HARAPAN DG PENDAMPINGAN2 INTENSIF
AMIN. SEMOGA TUHAN MENGABULKAN.
Posting Komentar